Assalamualaikum
Wr. Wb.
Selamat siang dan salam
sejahtera bagi kita semua.
Yth, para juri,
Yang saya hormati
bapak/ibu tamu undangan serta para hadirin yang berbahagia.
Sebelumnya marilah kita
mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan kasih-Nya sehingga kita dapat hadir di tempat
ini tanpa kurang suatu apapun.
Saudara sekalian,
Hutan merupakan rumah
bagi flora dan fauna sekaligus sebagai tempat mencari nafkah bagi sebagian
orang. Hutan juga digunakan sebagai tempat bernaung dari panas terik, daerah
resapan air, dan penghasil oksigen terbesar yang diperlukan oleh semua makhluk
hidup, bahkan masih banyak manusia yang menggantungkan hidupnya dari hasil
hutan sebagai sumber nafkah. Perlu diketahui, bahwa akar pohon turut berperan
dalam penyerapan air dan sebagai pengikat tanah yang kokoh. Begitu banyak
manfaat hutan bukan? Keberadaan hutan tidak lepas dari peranan bumi sebagai
tempat bagi makhluk hidup dan benda mati. Tapi sekarang bumi kita ini sedang
sekarat sebagai akibat dari perilaku kita yang merusak. Dulu manusia masih hidup
tradisional dan masih memiliki kesadaran untuk memelihara bumi, berbeda dengan
sekarang: banyak manusia yang merusak daripada yang memelihara bumi dengan cara
membuang sampah sembarangan, menggunduli hutan tanpa reboisasi, membuka lahan
dengan membakar hutan, dan masih banyak lagi.
Saudara sekalian,
Tuhan memberikan bumi
ini kepada kita untuk dijaga, dipelihara, dan diolah, bukannya untuk
dihancurkan. Lihatlah keadaan bumi kita sekarang yang sangat berbeda jauh
dengan keadaan alam 30 tahun yang lalu. Dulu bumi masih hijau dengan rimbunnya
pohon, bahkan bumi kalimantan kita tercinta ini dijuluki sebagai paru-paru
dunia karena alamnya yang masih asri. Tetapi sekarang, banyak hutan yang telah
gundul dan alam yang sudah mulai rusak yang dapat mengakibatkan banjir,
longsor, kabut asap, serta pemanasan global yang kita rasakan sendiri. Kelakuan
manusia dulu dengan yang sekarang sangat jauh berbeda: dulu manusia mengambil
hasil bumi hanya secukupnya sesuai dengan keperluan, namun sekarang manusia
memaksa bumi mengeluarkan hasil tanpa memperbaikinya kembali ataupun membiarkan
bumi memulihkan diri dengan beristirahat sejenak untuk dapat membaharui dirinya
yang rusak. Seandainya saja bumi bisa berbicara, pasti dia akan marah dan
mengeluh dengan kelakuan kita yang semena-mena dalam menggunakan hasil bumi.
Tetapi sayang, bumi tak dapat berbicara, bumi hanya bisa menegur kita lewat
bencana-bencana alam yang menimpa kita. Penggundulan hutan yang mengakibatkan
banjir, longsor, dan pemanasan global, sampah yang berserakan dan menyumbat
sungai atau selokan yang mengakibatkan banjir, polusi yang mengakibatkan gangguan
kesehatan, dan masih banyak lagi. Bayangkan semua akibat dari perilaku kita,
bayangkan bencana yang akan merenggut nyawa orang-orang yang kita sayangi.
Ingat perilaku kita sekarang dapat mendatangkan kiamat lebih cepat. Rasakan
bahwa bumi sedang menangis dan menumpahkan air matanya lewat banjir, rasakan
kalau bumi sedang sakit dari suhunya yang semakin panas.
Hadirin sekalian yang
berbahagia,
Bumi terbentuk sejak
berjuta-juta tahun silam dengan melalui tahapan-tahapan yang lumayan lama. Jika
diibaratkan, bumi itu seperti sebuah taman yang sangat indah dan kita adalah
penjaga taman itu. Taman itu sudah mengalami periode-periode yang sangat lama
untuk membentuknya menjadi taman yang indah. Sekarang pertanyaannya adalah
akankah kita menghancurkan taman yang sudah dipercayakan kepada kita oleh tuan
taman demi kesenangan kita pribadi? Jika kita merusaknya maka akan tiba saatnya
kita akan menerima balasaan dari yang empunya taman, bahkan kita akan dimintai
ganti rugi dari apa yang kita miliki untuk membayar kerusakan yang kita buat,
entah dengan harta atau bahkan dengan nyawa kita sendiri. Begitu juga dengan
bumi yang kita rusak, akan tiba saatnya Yang Maha Kuasa menimpakan malapetaka
kepada kita dan anak cucu kita nanti. Kalau bumi rusak, terus bagaimana nasib
anak cucu kita nanti, mau hidup dari mana mereka? Memang sekarang kita yang
jadi pelaku tapi bukan hanya kita yang merasakan dampaknya tetapi juga
keturunan kita nanti. Jangankan makan, mungkin udara bersih saja akan susah
didapatkan. Secara tidak sadar kita juga pelan-pelan sudah banyak merusak bumi
dengan banyak memakai kertas dan tisu lalu membuang sampahnya di sembarang
tempat. Dari perilaku itu, kita sudah dapat mendatangkan beberapa dampak
negatif seperti banjir, pencemaran lingkungan, longsor, dan pemanasan global.
Bayangkan jika seratus orang membuang sampah sembarangan dalam satu hari, maka
sudah berapa pohon yang ditebang, berapa meter tumpukan sampah yang ada, belum
lagi sampah plastik. Perlu diketahui, perlu bertahun-tahun agar plastik dapat
hancur di tanah dan hal tersebut dapat merusak ekosistem dan keseimbangan bumi.
Kalau seperti ini terus maka yang ada hanyalah tanah kumuh, bukannya tanah
subur.
Saudara sekalian,
Kita patut menjaga,
memelihara, bahkan ikut memperbaiki bumi kita ini karena itulah salah satu cara
mengamalkan dasa dharma yang kedua yaitu: cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia. Lapisan ozon makin lama makin menipis dan sudah banyak bolongnya, hal
ini akan membahayakan kehidupan manusia, siapa yang bertanggung jawab atas
kasus ini? Ya siapa lagi kalau bukan manusia. Tumbuhkanlah rasa memiliki bumi
ini karena dengan rasa itu kita sudah meletakan pondasi untuk dapat memelihara
bumi ini. Hal berikutnya yang harus kita lakukan adalah melakukan kegiatan
memelihara bumi dengan cara menumbuhkan rasa sadar dalam diri kita untuk tidak
membuang sampah sembarangan, tidak menebang pohon sembarangan atau dapat juga
dengan menggunakan sistem tebang pilih. Lalu yang harus kita lakukan
selanjutnya adalah reboisasi atau penghijauan. Pohon diibaratkan seperti uang,
semakin banyak pohon maka hidup kita akan semakin terjamin dalam hal kesehatan
bahkan makmur. Rasakan rasa segar, sejuk, dan nyaman jika kita berada di bawah
pohon yang rindang. Nah, agar rasa segar itu dapat bertahan lama maka mulailah
untuk menumbuhkan kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan apalagi ke
sungai atau selokan, dan jangan lupa untuk menanam pohon.
Marilah kita tanamkan
kesadaran untuk menjaga lingkungan, peliharalah bumi dengan melestarikan hutan
demi kelangsungan hidup kita dan sebagai warisan bagi keturuan kita nanti.
Hadirin sekalian,
Demikian pidato yang
saya sampaikan ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata saya mohon
maaf yang sebesar-besarnya jika ada kata-kata yang tidak berkenan di hati
saudara sekalian.
Terima kasih dan
selamat siang.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar