Kamis, 06 Desember 2018

resensi buku "Memahami Makna Ekaristi"



Makna di Balik Perayaan Ekaristi
Oleh : Marianus Rago Kristeno
Judul Buku : Memahami Perayaan Ekaristi
Tebal : 127 Hlm
Penerbit : Kanisius
Kota Terbit: Yokyakarta
Tahun Terbit : 1991
Cetakan : Ke-9
Penulis : R.P Andereas Lukasik, SCJ
Perayaan Ekaristi merupakan puncak iman Gereja Katolik dan menjadi daya hidup menggereja karena lewat Perayaan Ekaristilah Kristus hadir untuk menyelamatkan manusia. Selain itu, Perayaan Ekaristi menjadi sangat akrab bagi sebagian orang Katolik yang memang rajin mengikuti Misa setiap hari baik di gereja maupun di komunitas lingkungannya. Ekaristi juga menjadi peringatan akan karya keselamatan yang Allah lakukan untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Bisa dibilang Perayaan Ekaristi menjadi rangkuman sejarah keselamatan yang Allah lakukan mulai dari peristiwa penciptaan dan kejatuhan manusia ke dalam dosa sampai kurban salib yang Kristus lakukan untuk menebus manusia. Oleh karena itu, Perayaan Ekaristi manjadi titik sentral dalam Gereja Katolik seluruh dunia mulai dari abad pertama sampai sekarang.
Perayaan Ekaristi memiliki unsur-unsur yang saling terikat dan utuh mulai dari ritus pembuka sampai ritus penutup, sehingga dari awal sampai akhir Perayaan Ekaristi menjadi peristiwa yang sakral. Oleh sebab itu, umat Katolik diajak untuk memaknai setiap gerakan, perkataan, dan upacara yang dilakkukan selama Perayaan Ekaristi sebagai tindakan umat di hadapan Tuhan yang hadir dalam Perayaan tersebut dalam rupa roti dan anggur.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa orang Katolik “zaman now” kebanyakan tidak memahami dengan sungguh setiap unsur dalam Perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi hanya dipandang sebagai sebuah kegiatan rutinitas saja dan sering disamakan dengan bangun pagi hari lalu pergi bekerja. Perayaan Ekaristi seharusnya bisa dimaknai seperti masa pacaran, di mana setiap pasangan mengenal satu sama lain sebelum dengan mantap melanjutkan ke jenjang pernikahan. Dengan saling mengenal, setiap pasangan pasti akan menikmati hidup yang bahagia walaupun masalah selalu datang dalam hidup pasangan tersebut. Perayaan Ekaristi juga sama, dengan mengenal dan memahami unsur-unsur yang ada dalam Perayaan Ekaristi umat Katolik bisa merasakan kasih Allah yang mesra sehingga bisa berbagi kasih dalam kehidupan sehari-hari kepada orang lain.
Sebenarnya Perayaan Ekaristi bisa menjadi puncak kehidupan Gereja karena terdapat unsur-unsur yang menggambarkan pertemuan antara Allah dan manusia dan peringatan akan karya penyelamatan Allah terhadap manusia. Dalam Perayaan Ekaristi, ada serangkaian gerak dan dialog antara umat dengan imam yang melambangkan dialog antara manusia dengan Allah. Dan semuanya itu bertujuan supaya orang Katolik menyadari bahwa manusia merupakan ciptaan Allah yang mau ditebus langsung oleh Allah demi keselamatan jiwa manusia sehingga menusia sebenarnya tidak pantas berhadapan dengan Allah karena sering melalaikan hidupnya dan berbuat dosa.
Lewat buku yang berjudul “Memahami Perayaan Ekaristi”, pastor Lukasik ingin agar semua orang Katolik memahami sungguh Perayaan Ekaristi dari keseluruhan bagian dan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Seperti tubuh manusia yang memiliki banyak unsur dan bagian yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, begitu juga dengan Perayaan Ekaristi yang memiliki berbagai unsur yang harus juga dipahami sebagai satu kesatuan yang utuh.
Perayaan Ekaristi menjadi salah satu hal yang menjadi amanat perpisahan Yesus yang diucapkan-Nya pada perjamuan malam. Dalam peristiwa itulah Yesus mau mengajak manusia untuk turut dalam karya penyelamatan-Nya dengan mengenangkan sengsara, wafat dan kebangkitan Tuhan dan berkumpul untuk memecahkan roti seperti jemaat perdana. Hal ini juga dipertegas dalam injil Matius 18: 20 yang berbunyi, “Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” Hal ini menunjukan betapa eratnya hubunganantara Perayaan Ekaristi dengan Yesus Kristus. Oleh karena itu, Perayaan Ekaristi tidak boleh dipandang sebelah mata tetapi harus dimaknai dengan baik apa itu Perayaan Ekaristi beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya.
Secara umum, ada empat ritus atau upacara dalam Perayaan Ekaristi yaitu ritus pembuka, liturgi sabda, liturgi Ekaristi, dan ritus penutup. Secara prinsip, semua ritus tersebut mengandung tujuan yang sama yaitu menghadirkan Tuhan di tengah-tengah umat yang mau menyelamatkan manusia dengan mengornakan diri-Nya sendiri dan memberikan tuhuh-Nya unkuk disantap manusia demi keselamatannya. Peristiwa konsekrasi menjadi salah satu unsur yang penting dalam Perayaan Ekaristi karena melambangkan pengurbanan Kristus untuk menebus manusia. Sejak ritus pembuka yang diawali dengan perarakan imam menuju altar umat sudah diajak untuk mempersiapkan diri untuk menyambut Kristus yang hadir di tengah-tengah umat yang hadir. Di sini posisi imam yang memimpin Perayaan Ekaristi mnjadi sentral dan penting karena melambnagkan kehadiran Kristus dan sekaligus mewakili Kristus yang mempersembahkan diri sebagai kurban di altar suci demi menebus umat manusia. Hal itu semakin tampak dengan jelas dengan adanya dialog antara imam dengan umat pada setiap ritus sebagai dialog yang dilakukan antara manusia dengan Allah secara langsung. Pada ritu ini juga terjadi pernyataan penyesalan dan tobat dari pihak umat yang menyatakan ketidak pantasan manusia untuk bertemu dengan Allah.
Ritus yang kedua adalah liturgi sabda. Dalam ritus ini umat mendengarkan sabda Allah lewat bacaan-bacan dari kitab suci yang dibacakan oleh lektor atau lektris. Pada ritus ini yang mengambil peranan penting adalah pembaca sabda atau lektor/lektris karena menjadi wakil Allah dalam menyampaikan sabda-Nya kepada semua orang yang hadir. Oleh karena itu, seorang lektor atau lektris seharusnya membacakan sabda itu seperti orang yang benar-benar menyampaikan pesan dan berbicara kepada umat yang hadir. Pembacaan sabda tersebut diseling juga dengan mazmur tanggapan dengan tujuan  supaya umat yang hadir mendalami sabda yang telah didengarkan dan meresapinya dalam hati. Sesudah pembacaan sabda, imam yang memimpin Perayaan Ekaristi menerangkan dan memberi peneguhan kepada umat yang hadir tentang bacaan-bacaan yang sudah didengarkan bersama.
Setelah liturgi sabda, Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan liturgi Ekaristi yang dimulai dengan persiapan persembahan sebagai lambing keikutsertaan umat dalam karya keselamatan-Nya dengan mengolah hasil bumi. Semua rangkuman karya keselamatan Allah melalui Yesus Kristus ada di dalam Doa Syukur Agung. Dalam Doa Syukur Agung, terdapat kata-kata yang diambil dari kata-kata Yesus pada perjamuan malam terakhir. Hal ini bertujuan untuk melaksanakan amanat Yesus untuk mengenangkan peristiwa sengsara, wafat dan bangkitnya Tuhan Yesus. Pada ritus ini juga terjadi peristiwa konsekrasi atau perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Tuhan untuk disantap manusia sesuai deng sabda-Nya, “Barang siapa yang makan tubuh-Ku dan minum darah-Ku akan memperoleh hidup yang kekal.” Dalam rupa hosti yang disantap itulah Kristus hadir untuk menjadi santapan yang menyelamatkan jiwa manusia dan menjadi bekal hidup yang kekal. Walaupun hanya menyambut hosti saja atau bahkan menerima pecahan hosti kudus, umat tidak perlu takut karena Tuhan hadir secara penuh walaupun diterima dalam rupa hosti saja atau potongan hosti kecil saja.
Ritus yang terakhira adalah ritus penutup. Ritus penutup ini menutup seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi. Ritus penutup mengandung perutusan untuk menyebarkan kabar baik dalam hidup sehari-hari. Sama seperti para murid yang menerima tugas perutusan dari Yesus begitu juga umat yang hadir pada Perayaan Ekaristi juga menerima tugas perutusan yang sama. Ungkapan imam yang mengatakan, ”pergilah kita diutus” menjadi perintah langsung dari Tuhan untuk seluruh umat yang hadir. Oleh karena itu, Perayaan Ekaristi tidak berakhir hanya di gereja saja tetapi hendaknya diteruskan ke luar gereja dengan cara mencerminkan hidup Kristus pada diri sendiri di tengah-tengah masyarakat.
Dalam buku ini, Pastor Lukasik mengulas secara jelas tentang makna Perayaan Ekaristi. Semua unsur-unsur dalam Perayaan Ekaristi dijelaskan secara detail apalagi yang menyangkut teologi, liturgi, dan katekese dalam Ekaristi. Bahkan ditambah lagi dengan dasar-dasar biblis unsur yang bersangkutan dalam Perayaan Ekaristi.  Penjelasan dalam buku ini cukup baik karena diatur secara berurutan sesuai dengan urutan Perayaan Ekaristi yang ada. Hanya saja yang menjadi kekurangan dalam buku ini adalah adanya kalimat-kalimat yang bernada teologi yang biasanya bisa dipahami oleh orang-orang tertentu saja, selain itu sumber penulisan yang kurang jelas dalam buku ini menjadikannya seperti seakan-akan hanya opini pribadi. Memang dalam buku ini, terdapat dasar-dasar dokumen yang menjadi acuan penulisan, itu hanya menjadi dasar diadakannya unsur-unsur Perayaan Ekaristi tersebut dan tidak menjadi dasar pemaknaan unsur yang ada. Namun, yang menjadi nilai plusnya, buku ini sudah cukup membuat umat Katolik menyadari sungguh akan makna yang terkandung dalam Perayaan Ekaristi karena sudah diuraikan dengan jelas.
Buku ini patut menjadi salah satu daftar bacaan wajib umat Katolik untuk menguatkan iman dan penghayatan akan Perayaan Ekaristi. Tetapi harus juga dicatat bahwa dalam penggunaannya harus dengan bimbingan pastor setempat untuk menjadi penjelas hal-hal yang agak sulit dimengerti oleh awam. Selamat membaca.